Langsung ke konten utama

Postingan

Di Serambi Malam

Sang surya pun beranjak Tanpa meninggalkan sedikit jejak Tak ada kenangan yang bisa aku ceritakan tentang senja hari ini Kini gelap malam datang menyusup Aku tertegun dalam kesendirian Gelap kelam membentang Wajahmu pun semakin terbayang Wajah yang selalu dilumuri senyum Saat kusibak rambutmu Pipimu memerah Hasratku pun merekah Kerinduan ini semakin merasuk sukma Wahai si empunya rindu Aku ingin bercerita tentang harapanku Sembari menggenggam jemarimu Telah lama aku pelajari puisi ini Aku ingin ceritakan tentang saat cemburu merasuk pikiran Yang membuatku bermimpi disiang hari Namun hanya angin yang mungkin mengerti Dalam diam dan sepi Biarlah kucumbui bayanganmu diserambi malam ini. Kefamenanu, 21 Mei 2020
Postingan terbaru

KETIDAKPASTIAN

Di setiap hembusan angin Aku selalu sesak tanpa alasan Sendiri dalam bayangan Terombang ambing oleh kesepian Dihantui sebuah kecemasan Yang hampir meluluhlantakan berjuta impian Aku tak tahu harus bagaimana untuk kusampaikan Bahwa kamulah yang membuatku merasakan arti dari sebuah kesabaran Bersabar dalam penantian Bertahan dalam kerinduan Namun semua itu kulakukan dalam ketidakpastian Di setiap hembusan angin Aku semakin tersiksa rasa cemburu yang tak karuan Diiringi beribu tanda tanya dalam pikiran Tanpa tahu bagaimana untuk kuruntuhkan Namun tak ingin kusampaikan Sebab aku tak berhak mendapat jawaban Aku hanya tunduk pada takdir Tuhan Dan tak ada yang bisa kulakukan Jika ketidakpastian ini terjadi diluar dugaan. Kefamenanu, 8 Mei 2020

Rindu Dalam Sajak

Dua insan yang terpisahkan oleh jarak Dibatasi oleh ruang gerak Membuat hati bergejolak dan jiwa terus berteriak Sebab rindu ini semakin menyiksa tanpa titik Hasrat hati ingin bersua, apa daya keadaan tak memihak Membuatku terdiam dalam seribu gerak Relung hati pun semakin remuk Merenggut rasa yang tak berkutik Antara mimpi dan khayalan yang bercampur aduk Kutuai rindu yang semakin memuncak Mungkinkah ini nestapa dari Almalik Untuk mengubur masa lalu yang terkutuk? Dalam teka - teki yang tak terbentuk Kembali kurangkai impian yang tinggal jejak dan rasa yang semakin sesak Lewat untaian doa kepada yang lebih berhak Dalam seribu bahasa kusulam rindu dalam sajak. Kefamenanu, 16 April 2020

"Alkohol" Media Halusinasi Rakyat Gembel

Gelas demi gelas telah kuayap Semua ini demi mendapatkan ketenangan sukma Benarlah kata taulanku, tak semua ihwal harus dihadapi dengan keadaan sadar Terkadang kita perlu sesat akal menghadapi angkara dunia yang penuh teka - teki Laksana kaum kapitalis yang mendulang laba bermodal konspirasi Tanpa memikirkan nasib kaum jelata yang kian hari kian tertulang. Perkara takhta dan rupiah, mereka mendatangkan pandemi dan berlagak seolah - olah semua itu berasal dari Almalik Kaum jelata pun terpedaya, dengan kepolosannya melakukan berbagai tradisi untuk menolak wabah yang merenggut nyawa kapan saja. Begitulah yang terjadi di negeri Tunaaksara ini. Menunggu wakil rakyat yang sadar posisi untuk berbakti, tak gampang mabuk jabatan dan materi.(Najwa Shihab) Namun lain pula realitasnya Banyak wakil rakyat yang lengar Abai akan fungsinya Dan melalaikan kepentingan orang bawahan Pagi buta datang dengan akad yang molek dan air tuba diberikan dikemunca. Kuungkapkan ini se

Setitik Harapan Dipenghujung Hari

Pada senja.... Kuceritakan segala keinginan hatiku Terutama sosok yang kukagumi yang berhasil menyita sebagian waktuku, walau hanya sekedar bertukar kabar. Aku iri pada sang surya dikala senja, yang dengan leluasa menatap dewi malam, seakan mereka saling melepas rindu Padanya pula kuceritakan hal yang sama Sebuah harapan yang mungkin bisa diceritakan bintang kepada sang pencipta Yang kemudian disampaikan angin malam ke telinga penawar hatiku. Tuhan....! andai saja dia disampingku Aku ingin memghabiskan sisa hari ini bersamanya hingga rona malam datang menyelimuti Itulah harapanku😌.

"Karamnya Sebuah Rindu"

Kulabuhkan Rinduku pada nyanyian ombak yang terus menerus mendentangkan irama kerinduan Kutitipkan sebuah nama pada buih - buih putih, nama yang selalu kusanjung atas nama Rindu. Entah mengapa aku merindukan dia? Dia yg mungkin tak merindukanku lagi Sebab dia telah jauh berlayar dan mungkin saja telah menemukan dermaga kebahagiaan Mungkin juga telah karam dan terdampar dalam dekapan ciptaan lain. Jika begitu adanya.... Biarlah kutepis keping - keping cemburu dalam hatiku Sebab aku tak lagi berhak atas cintanya. Pada pasir putih, kuceritakan segala kisah kasih, kugoreskan serta sebuah nama diatasnya dan biarlah dihapus derai ombak Dan menghanyutkan segala kenangan yang selalu mengusik tidurku. Wahai penciptaku... Apakah aku terlahir dengan rusuk yang lengkap? Ataukah rusukku telah kau ambil? Hingga tak kunjung kutemui penawar hatiku Serumit inikah asmara hidupku? Yang tak pernah menuai kebahagiaan. Kutinggalkan segala ikhwal hatiku dan Kulangkahkan kakiku, kembal