Sang surya pun beranjak Tanpa meninggalkan sedikit jejak Tak ada kenangan yang bisa aku ceritakan tentang senja hari ini Kini gelap malam datang menyusup Aku tertegun dalam kesendirian Gelap kelam membentang Wajahmu pun semakin terbayang Wajah yang selalu dilumuri senyum Saat kusibak rambutmu Pipimu memerah Hasratku pun merekah Kerinduan ini semakin merasuk sukma Wahai si empunya rindu Aku ingin bercerita tentang harapanku Sembari menggenggam jemarimu Telah lama aku pelajari puisi ini Aku ingin ceritakan tentang saat cemburu merasuk pikiran Yang membuatku bermimpi disiang hari Namun hanya angin yang mungkin mengerti Dalam diam dan sepi Biarlah kucumbui bayanganmu diserambi malam ini. Kefamenanu, 21 Mei 2020
Di setiap hembusan angin Aku selalu sesak tanpa alasan Sendiri dalam bayangan Terombang ambing oleh kesepian Dihantui sebuah kecemasan Yang hampir meluluhlantakan berjuta impian Aku tak tahu harus bagaimana untuk kusampaikan Bahwa kamulah yang membuatku merasakan arti dari sebuah kesabaran Bersabar dalam penantian Bertahan dalam kerinduan Namun semua itu kulakukan dalam ketidakpastian Di setiap hembusan angin Aku semakin tersiksa rasa cemburu yang tak karuan Diiringi beribu tanda tanya dalam pikiran Tanpa tahu bagaimana untuk kuruntuhkan Namun tak ingin kusampaikan Sebab aku tak berhak mendapat jawaban Aku hanya tunduk pada takdir Tuhan Dan tak ada yang bisa kulakukan Jika ketidakpastian ini terjadi diluar dugaan. Kefamenanu, 8 Mei 2020